Diberdayakan oleh Blogger.
Your avatar

PILIH KAWE ATAU ORI?


Kita sebagai penikmat sepakbola adalah salah satu konsumen paling setia yang pernah ada. Sepakbola dan segala sesuatunya tidak pernah menawarkan diri, kita yang senang hati membeli dan mengkonsumsi semua produk yang dihasilkannya. Tiket pertandingan, berita, syal, jaket, topi, poster, t-shirt, jersey, beberapa produk sepakbola yang tentunya sudah pernah bahkan mungkin selalu anda konsumsi. Bagi para penggila bola memiliki jersey tim kesayangan tentu merupakan kepuasan tersendiri. Namun bagi suatu golongan, memiliki banyak jersey bukanlah segalanya untuk membuktikan bahwa dia “mencintai” klub tetentu, cukup dua atau tiga lembar koleksi dilemari sudah cukup mewakili tanda cinta tersebut. Dan bagi sebagian golongan lainnya mungkin menganggap fans sejati itu harus memiliki banyak pernak pernik, jersey atau apapun itu yang berkaitan dengan tim yang mereke “cintai”. Tidak sedikit dari mereka bahkan rela memasukkannya sebagai pengeluaran wajib bulanan, untuk dapat membeli merchandise atau segala sesuatu tentang klub tersebut di outlet resmi apparel yang mensponsori klub pujaan mereka, opsi yang lain mereka mungkin memilih berbelanja online di official klub store atau website yang menjual benda terkait.

Diatara dua golongan tersebut, saya mungkin berada diantaranya. Jika itu dilihat dari sesuatu hal yang berkaitan dengan Chelsea. Saya bukanlah termasuk kedalam golongan fans yang tanpa koleksi, bukan juga termasuk kedalam golongan fans yang mempunyai banyak benda yang berkaitan dengan Chelsea. Puluhan lembar Jersey tersusun rapi di lemari kamar, tidak semua musim saya miliki. Pertimbangan saya sebelum membelinya yang pertama adalah design dari jersey tersebut, jika design nya bagus saya akan berusaha memperjuangkannya, namun jika designnya biasa aja sih saya memilih lebih kalem untuk tidak memikirkannya sebelum tidur. Saya memang gemar mengoleksi jersey, namun untuk disebut kolektor tentu sangatlah masih belum pantas. Karena kolektor diluar sana memiliki ratusan jersey kesayangan yang mereka simpan dengan rapi dalam dua atau tiga buah lemari khusus jersey.

Berbicara tentang jersey tentu akan berkaitan dengan keaslian jersey tersebut. Bagi golongan tertentu fans sejati tentu tidak membeli jersey tiruan untuk tim yang dibanggakannya, namun golongan yang lain tentu beranggapan jersey KW pun sudah cukup sebagai bukti kecintaannya. Hal yang sejauh ini masih jadi perdebatan. Bahasan tentang jersey ori dan jersey kw seringkali menimbulkan perdebatan.

Si pemakai jersey ori menyampaikan alasan mereka kenapa memilih ori, masuk akal, bisa diterima, tapi tidak oleh mereka yang memakai jersey kw. Begitupun sebaliknya, yang memakai jersey kw biasanya mengemukakan alasan yang masuk akal, bisa diterima, tapi tidak oleh mereka yang memakai jersey ori. Dan kembali, saya berada diantara dua golongan tersebut. Mengapa demikian? Setidaknya itu bisa dilihat dari koleksi jersey saya yang merupakan kolaborasi antara yang ori dan yang tiruan. Terserah jika ada yang ingin bilang bahwa saya adalah fans abal-abal, fans jadi-jadian atau semacamnya. Namun, alasannya yang saya berikan entah bisa diterima atau tidak, jelas sangatlah logis. Harga yang fantastis adalah alasan utama mengapa tidak semua jersey peghuni almari saya tidak berasal dari pabrik resmi sebuah apparel olahraga. Ya tentu harga tersebut akan menjadi fantastis untuk seorang berpenghasilan pas-pas an seperti saya.

Jersey itu seperti sesuatu yang mengandung candu, yang bikin ketagihan. Setidaknya itulah pengalaman saya dalam beberapa tahun terakhir sejak pertama membeli jersey, entah itu KW ataupun ori. Setelah membeli yang ini, pengen beli lagi yang itu, setelah yang itu pengen lagi yang satunya lagi, begitu seterusnya. Ya mungkin karena itu memang sifat yang manusiawi, tak pernah puas. Saya rela menyisihkan sedikit demi sedikit uang jajan saya, mengganti menu makanan menjadi yang lebih ekonomis, mengganti menu minuman jus menjadi es teh, es teh menjadi segelas air putih, menghemat pengeluaran disisi yang lain agar mengumpulkan sedikit demi sedikit rupiah untuk kemudian menukarkan nya dengan sebuah jersey yang biasanya sudah saya incar beberapa bulan sebelumnya. Ada kepuasan tersendiri memang setelah melihat jersey yang saya incar itu kini tiba-tiba sudah berada bersama rekannya yang lain yang sudah lebih dulu nunggu di dalam lemari.

Rasa puas maksimal akan terasa kala jersey original mampu kebeli dengan perjuangan sekian bulan menabung. Memang benar-benar beda rasanya ketika membeli jersey KW. Ada kepuasan sendiri deh pokoknya. Namun bukan berarti bisa membeli yang KW saya tak bersyukur, meskipun tidak sepuas saat memiliki sebuah jersey yang asli, pembelian jersey KW pun tetap saya syukuri karena itulah barang yang mampu saya beli saat itu.

Berbicara Ori dan KW, akan membawa kita kepada satu pertanyaan sebenarnya perlu ga sih beli jersey yang ori? Tidak ada jawaban pasti untuk pertanyaan ini. Sampai kapanpun akan tetap muncul jawaban “ya” dan “yes”, eh maaf maksud saya “ya” dan “tidak”. Semua kembali lagi ke personal masing-masing, kita sendiri yang menentukan mau jadi konsumen yang seperti apa di industri sepakbola yang memang sudah saling berkaitan dengan bisnis ini.

Lagian jersey/atribut apapun dari sebuah klub bukanlah patokan atau tolok ukur besarnya rasa cinta seorang fans kepada klub yang didukungnya. Tapi fans sejati tentu akan senantiasa men-support semua yang bisa dilakuin untuk klub yang didukungnya. Meskipun itu dengan memperkaya klub yang didukungnya, dengan membeli tiket pertandingan, atau membeli jersey dan atribut resmi klub.

POSTER MICHU MIGUEL PEREZ CUESTA (SWANSEA CITY 2012)

Michu Swansea City
POSTER MICHU MIGUEL PEREZ CUESTA (SWANSEA CITY 2012)

POSTER GIANLUIGI BUFFON (ITALIA 1999)

Poster Buffon
POSTER GIANLUIGI BUFFON (ITALIA 1999)

POSTER MAJALAH LIGA INGGRIS DAVID BECKHAM (MANCHESTER UNITED 1997)

Poster David Beckham (Manchester United)
POSTER DAVID BECKHAM (MANCHESTER UNITED 1997)

Poster David Beckham (Manchester United)
POSTER DAVID BECKHAM (MANCHESTER UNITED)

JERSEY CLASSIFICATION


Jersey merupakan sebuah identitas klub karena logo klub dan warna kebesaran jelas terpampang dalam sebuah jersey. Buat para pecinta sepakbola, tentu sudah tidak asing sama yang namanya Jersey, bahkan sebagian orang menyukai jersey bukan hanya sebagai simbol kecintaannya pada klub tertentu, bahkan tidak sedikit dari mereka yang menjadi kolektor jersey dengan ratusan jersey dari klub kesayangan maupun klub-klub lain. Seiring bergulirnya waktu, jersey terus berkembang menjadi banyak klasifikasi, mulai dari Jersey Authentic sampai jersey kawe.

Sekilas hampir perbedaan satu jersey dengan jersey lainnya tidk lah jauh berbeda, namun jika diperhatikan dengan seksama jersey original tentu memiliki detail yang lebih rumit serta teknologi yang lebih canggih dan tentu saja menggunakan bahan pembuatannya yang juga berbeda. Karena tidak semua orang tahu perbedaan dan klasifikasi jersey, berikut ini rangkuman tentang perbedaan dan kelas kelas jersey yang saya rangkum dari beberapa sumber website yang membahas jersey sepakbola.

KLASIFIKASI JERSEY
JERSEY AUTHENTIC:
Original, Produk resmi yang diproduksi oleh apparel yang mensponsori klub tertentu. Yang dimaksud Authentic adalah Jersey dengan spesifikasi sama dengan yang dipakai pemain ketika bertanding.
JERSEY ORIGINAL:
Asli, Produk resmi yang diproduksi oleh apparel yang mensponsori klub yang bersangkutan yang biasanya diproduksi untuk digunakan oleh fans.
JERSEY REPLICA:
Kebanyakan jersey yang dijual di outlet resmi apparel adalah Original Replica, bukan spesifikasi Jersey yang dipakai oleh pemain. Di Indonesia, Jersey jenis ini biasa disebut dengan Jersey Ori.
JERSEY PLAYER ISSUE:
Jersey yang lebih spesifik dipersiapkan untuk digunakan oleh pemain tertentu (dengan nameset).
JERSEY PLAYER TO REPLICA:
Memiliki ciri-ciri gabungan antara Jersey Player Issue dan Jersey Replica. Namun beberapa orang/store menyebutnya sebagai Authentic Jersey
JERSEY MATCH WORN:
Jersey yang dipakai pemain di lapangan dalam suatu pertandingan. Sangat mempertimbangkan desain, teknologi, berat, dan kenyamanan jersey ketika digunakan bermain agar tidak mengganggu performa sang pemain dilapangan.
JERSEY kawe:
Tiruan, bukan merupakan produk yang dibuat oleh apparel yang bersangkutan. Terdiri dari beberapa jenis grade seperti Grade Ori, Grade AAA dibuat semirip mungkin dengan jersey aslinya namun tentu tidak akan menyamai kualitas produk original yang diproduksi oleh apparel resmi.
MDT:
Match Day Transfer, Detail khusus yang ditambahkan pada jersey ketika suatu klub bermain dalam suatu pertandingan kejuaraan tertentu, contohnya: Final Liga Champions, final Piala Dunia antar klub, Pertandingan Piala Dunia atau suatu pertandingan untuk memperingati hal tertentu yang spesial.

ISTILAH DI DUNIA JERSEY
SS JERSEY: Short Sleeves, jersey lengan pendek.
LS JERSEY: Long Sleeves, jersey lengan panjang.
NAME SET: Nomor & Nama Punggung
FONT: Jenis Huruf yang digunakan untuk Nama dan Nomor Punggung
EMBLEM: Logo klub
PATCH: Tempelan pada Lengan sebelah kanan dan kiri yang menunjukkan kompetisi tertentu yang diikuti. Contohnya kompetisi Liga Champions menggunakan patch Starball dilengan sebelah kanan dan Respect dilengan sebelah kiri, Patch BPL untuk kompetisi Liga Inggris, Patch Serie A untuk Liga Italia, Patch LA Liga untuk Liga Spanyol, Patch Bundesliga untuk Liga Jerman, dll
VELVET, FLOCK: Material semacam beludru yang dipakai pada sponsor, nama dan nomor punggung. Digunakan pada masa sekitar tahun 90 an.
POLY, POLYFLEX: Material yang digunakan untuk sponsor, nama dan nomor punggung yang terbuat dari semacam plastik dan karet.
SUPPORTING/ACCECORIES
REMAKE: Karena nameset Jersey retro sudah tidak diproduksi lagi, dan kalaupun ada yang Original harganya bisa sangat mahal, maka banyak kolektor jersey memesan nameset Remake.
HEAT PRESS: Sistem/cara untuk menempelkan Nameset/Patch ke sebuah Jersey dengan menggunakan mesin press khusus dengan setting panas tertentu.
PEEL OFF: Melepas nameset/patch/sponsor yg sudah menempel pada Jersey (dengan cairan kimia tertentu).
VINTAGE: Jersey model lama atau klasik, retro atau jadul. Harganya relatif, biasanya semakin tua umurnya semakin mahal harganya.
WASHING TAG/WASHING LABEL: Sebuah Tag/label dibagian dalam jersey yang berisi petunjuk cara mencuci jersey , Negara yang memproduksi jersey tersebut dan kode produksi jersey.
BLACK TAB: Detail berupa kain/label pada jersey, biasanya dijahit, yang berisi nomor seri jersey dan benang hologram. Black tab biasanya terletak di bagian dalam jersey, 02/03 – 07/08 atau dibagian luar jersey mulai musim 08/09.
SIZE LABEL: Tag ukuran jersey, dan keterangan made in mana, bisa sablon bisa juga dalam bentuk label.
KODE PRODUKSI: Beberapa digit angka/huruf tertentu pada yang dipasang dekat dengan washing tag, yang bisa menunjukkan keaslian jersey.
CONDITION GUIDE:
BNWT : Brand New With Tags, Jersey baru masih ada tag (label) nya
TAGS : Label kertas yang ada pada jersey baru, biasanya tempat utk menempel harga.
BNWOT: Brand New With Out Tags: Jersey baru tanpa tag
BNIP: Brand New In Packet, Jersey baru lengkap dalam packing aslinya/polybag
BNIB: Brand New In Box/Bag, Jersey baru yang edisinya pake box
MINT: Sudah nggak baru lagi, tapi kondisi jersey masih mulus banget masih kayak baru
EXCELLENT: Levelnya Sedikit dibawah mint
VERY GOOD : Kondisi jersey masih Bagus sekali
GOOD : Kondisi jersey masih bagus
FAIR : Kondisi jersey masih lumayan atau masih layak pakai
DEFECT : Cacat/kekurangan pada jersey
CRACK : Kondisi retak-retak yang ada pada sablon yg ada di jersey, biasanya terjadi pada bahan polyflex
PULLS : Kondisi dimana ada benang yang sedikit tertarik, baik dari luar ataupun  dari dalam jersey.
BOBBLES : Kondisi semacam bintik-bintik kecil yg mencuat pada permukaan kain, karena efek pemakaian & bahan dasar jersenya.
WASH OUT: Kainnya sedikit luntur

POSTER LUIS FABIANO (SEVILLA 2007)

Luis Fabiano Sevilla
POSTER LUIS FABIANO (SEVILLA 2007)

BIG POSTER MIROSLAV KLOSE

Poster Miroslav Klose
BIG POSTER MIROSLAV KLOSE

BIG POSTER PAOLO MALDINI (AC MILAN)

Paolo Maldini AC Milan
BIG POSTER PAOLO MALDINI (AC MILAN)

POSTER KARIKATUR ALESSANDRO NESTA (AC MILAN)

Alessandro Nesta AC Milan
POSTER KARIKATUR ALESSANDRO NESTA (AC MILAN)

Penjaga Gawang, Pahlawan Yang Terabaikan

Menjadi satu-satunya pemain yang diizinkan untuk menyentuh bola dengan tangannya yang terlapisi oleh sarung tangan tebal, mengenakan seragam yang berbeda dengan 10 anggota tim lainnya, selalu berada tidak jauh dari gawangnya dan diberikan tanggung jawab besar yakni menjaga gawang yang dijaganya itu dari kebobolan. Setidaknya itulah hal umum yang paling menonjol dari seorang penjaga gawang atau yang juga biasa disebut kiper.

Sebagai benteng terakhir dari sebuah tim sepakbola, penjaga gawang juga memiliki peran yang sangat penting, sama seperti posisi lain yang memiliki peluang untuk mencetak gol lebih besar seperti penyerang, gelandang, ataupun pemain belakang. Namun dalam beberapa kesempatan seorang penjaga gawang yang mempunyai “kelebihan” juga berpeluang mencetak gol dari bola-bola mati, misal nya melalui tendangan bebas, tentangan penalti ataupun tendangan pojok.

Tanggung jawab yang begitu besar tanpa kita sadari ada dipundak para penjaga gawang. Terlepas dari peran pemain diposisi lain yang lebih menonjol. Namun tak jarang, sosok penjaga gawang justru sering menjadi penentuk dari hasil sebuah laga. Namun sangat jarang seorang penampilan seorang penjaga gawang mendapat pujian ketika timnya meraih kemenangan, yang biasanya lebih menjadi sorotan dan dianggap sebagai faktor penting dalam sebuah kemengangan adalah sang pencipta gol. Dan sayangnya, seorang penjaga gawang sering kali menjadi pemain yang paling disorot ketika sebuah tim mengalami kekalahan telak. Kala itu terjadi, kualitas seorang penjaga gawang pun dipertanyakan, walaupun titik lemah dari sebuah tim bukan sepenuhnya tanggung jawab dari seorang penjaga gawang saja melainkan juga merupakan tanggung jawab tim secara keseluruhan. Seorang kiper benar-benar akan mendapat pujian jika tim yang diperkuatnya berhasil memenangi sebuah pertandingan setelah melalui babak adu penalti. Namun, pujian tentu tidak datang begitu saja, sang kiper harus berhasil melakukan beberapa blok terhadap tendangan penalti lawan untuk memberikan kontribusi kemenangan yang begitu nyata kepada tim. Saya masih dapat mengingat dengan baik bagaimana seorang penjaga gawang bernama Francesco Toldo begitu dielu-elukan oleh publik Italia dan termasuk oleh masyarakat Indonesia yang mendukung Italia kala itu, atas penampilan gemilangnya saat Italia mampu menyingkirkan tuan rumah Belanda di Babak Semifinal yang kala itu lebih diunggulkan. Francesco Toldo mematahkan penalti De Boer dan Paul Bosvelt untuk membawa Italia menembus final. Tapi bagi saya pribadi, hal paling istimewa dari ajang adu penalti Italia-Belanda di Euro 2000 itu bukanlah aksi penyelamatan Toldo, melainkan panenka dari Francesco Totti yang mampu menipu Edwin Van der Sar.

Dari salahsatu artikel yang pernah saya baca. Pada tahun 1906, dalam acara tahunan The Book of Football, Leigh Richmond Roose, seorang pemain Wales yang menjadi salah satu bintang besar di sepakbola Britania di masanya menulis: "Seorang kiper yang bagus, seperti seorang penyair, dilahirkan bukan diciptakan". Semasa hidup saya, saya sempat menyaksikan permainan beberapa kiper hebat di era mereka, beberapa kiper hebat yang akan sebutkan disini adalah hanya beberapa dari sekian banyak kiper tangguh di dunia yang tak mungkin saya absen satu persatu disini. Kiper yang saya maksudkan disini adalah Petr Schmciel, Gianluigi Buffon, Oliver Kahn, Iker Casillas, Manuel Neuer, Edwin Van Der Saar, Petr Cech.

Namun, sayangnya sosok dan peran seorang penjaga gawang memang sering terabaikan. Dari nama-nama kiper yang saya sebutkan sebelumnya tadi, belum seorang pun pernah meraih predikat sebagai pemain terbaik dunia ataupun eropa yang kini dikenal sebagai Ballon d'Or. Untuk dinobatkan sebagai yang terbaik, seorang penjaga gawang akan sulit bersaing dengan penyerang atau pemain tengah. Posisi penyerang dan pemain tengah memang merupakan yang paling difavoritkan untuk meraih penghargaan bergengsi tersebut. Meskipun tidak menutup kemungkinan pemain belakang dan seorang kiper juga bisa meraihnya. Tengoklah gelar pemain terbaik dunia yang dianugerahkan FIFA. Sejak Perang Dunia II berakhir, tepatnya pada tahun 1963, hanya ada seorang kiper dari Uni Soviet bernama Lev Yashin yang pernah menjadi pemain terbaik di benua Eropa. Setelah itu otomatis belum ada lagi seorang penjaga gawang yang menjadi pemain terbaik FIFA maupun Eropa. Sejauh ini penjaga gawang yang tampil luar biasa sepanjang tahun hanya masuk nominasi tanpa berhasil membawa pulang trofinya. Beberapa penjaga gawang yang tampil luar biasa yang pernah menjadi nominasi Ballon d'Or adalah Dino Zoff (Italia), Ivo Viktor (Rep. Ceska), Oliver Kahn (Jerman), Gianluigi Buffon (Italia), dan Manuel Neuer (Jerman).

Tim-tim tangguh di Eropa dan merajai dunia sekalipun tentu tak akan pernah berada di puncak kejayaan mereka tanpa seorang penjaga gawang berkualitas berada di benteng paling belakang pertahanan mereka. Jika berbicara resiko menjadi seorang penjaga gawang, bukan berarti menjadi seorang penjaga gawang itu tanpa resiko, meskipun yang kerap terlihat dalam sebuah pertandingan seorang kiper tampak lebih santai dari 10 rekan nya yang lain yang terus bergerak dan berlari. Untuk menjalankan tugasnya seorang kiper harus jatuh bangun, bahkan tidak jarang seorang kiper sampai berdarah-darah karena berbenturan dengan pemain lawan (atau bahkan rekan se-timnya) demi menjaga gawangnya dari kebobolan.

Tak dapat dipungkiri, selain tanggung jawab yang besar, resiko yang diambil, seorang kiper memang mempunyai peranan penting bagi sebuah tim dalam suatu pertandingan. Bahkan ketangguhan seorang kiper dapat memberikan rasa aman kepada rekan-rekan se-timnya dalam menjalani pertandingan. Tapi semua peran itu tampaknya selalu kalah mentereng dan kalah populer dengan peran seorang pengatur permainan dan seorang pencetak gol. Itulah Penjaga Gawang, layaknya seorang Pahlawan yang terabaikan...

IDEALNYA 3-4-1-2

3-4-1-2 adalah formasi paling ideal. Setidaknya itu menurut saya. Dan saya rasa yang tidak setuju akan lebih banyak dibanding mereka yang setuju terkait pendapat saya tadi. Tapi namanya juga opini, semua orang punya hak untuk menyatakan pendapatnya. Dulu sekali waktu saya masih remaja dimana saya sangat gemar membaca analisa-analisa tentang pertandingan sepakbola melalui beberapa majalah dan tabloid sepakbola yang biasanya dibelikan oleh ibu saya tercinta, formasi dengan 3 bek adalah yang paling menjadi idola. Jika mendengar istilah tiga bek, mungkin yang langsung terbayang adalah formasi 3-5-2. Tidak salah memang, karena formasi ini memang yang paling identik dengan formasi yang menggunakan tiga orang pemain belakang. 2 formasi yang paling sering digunakan pada sebuah tim saat bertanding kala itu adalah formasi 3-5-2 (terutama di Indonesia) dan formasi 4-4-2.

Seiring berkembangnya zaman, formasi tiga bek semakin jarang terlihat di sepakbola modern sekarang ini. Ketika kita membicarakan sepakbola modern, kita akan berbicara tentang hal yang berkaitan dengan sepakbola menyerang, penguasaan bola atau mendominasi jalannya pertandingan. Permainan indah sudah tidaklagi begitu menjadi perhatian, meskipun sepakbola menyerang tetap mampu menghadirkan keindahan dalam permainan yang paling populer dimuka bumi ini. Hal penting lain yang dianggap penting dalam sepakbola modern adalah transisi. Transisi yang dimaksud tentu saja dari bertahan ke menyerang, dan juga sebaliknya, dari menyerang ke bertahan. Tapi entah darimana asalnya, sepakbola modern akhirnya diidentikkan dengan formasi yang menggunakan empat orang pemain belakang. Secara umum, hampir semua tim di masa kini memakai formasi empat bek. Jika tujuannya adalah untuk mendominasi pertandingan dan memaksimalkan transisi, sebenarnya skema 3-5-2 justru bisa lebih efektif, lagi-lagi hanya pendapat saya seorang awam penyuka sepakbola.

Diera sepakbola modernpun sebenarnya formasi tiga bek tidak benar-benar hilang, formasi tiga bek terbukti masih bisa bersaing di era sepakbola modern. Juventus yang pada tahun lalu berhasil menembus final liga champion sempat beberapa kali menggunakan skema tiga bek, meski akhirnya gagal meraih juara. Bahkan jika kita mundur kebelakang sedikit lagi, ketika Antonio Conte membawa Juventus mendominasi empat musim Serie A Liga Italia dengan sepakbola menyerang menggunakan skema tiga bek yakni 3-5-2. Pelatih kelas wahid yang syarat akan prestasi, Pep Guardiola di Bayern Muenchen juga sempat beberapa kali mencoba skema 3 pemain di belakang. Pep diantaranya sudah pernah mencoba beberapa formasi seperti 3-4-2-1, 3-1-4-2, 3-4-1-2 dan 3-3-3-1 di Bayern Muenchen.

Dibeberapa situasi skema tiga bek memang tidak cukup kuat untuk membendung serangan tim lawan jika dibanding yang memakai empat bek. Area sayap tentu menyediakan lubang yang besar yang dapat dengan mudah dieksploitasi oleh pemain sayap dan fullback tim lawan, karena hanya satu wing bek yang bertugas diarea tersebut. Secara teori, ruang kosong ini seharusnya segera diisi oleh pemain sayap tengah yang ikut turun ke belakang ketika tim diserang. Namun pada kenyataannya, seringkali pemain sayap ataupun gelandang bertahan yang ditugaskan menutup lubang tersebut sering kalah cepat dengan pemain sayap lawan dan terkadang juga terlambat turun membantu pertahanan.

Ada beberapa varian dari skema tiga bek yang bisa kita temui, diantaranya 3-2-2-3, 3-3-1-3, 3-3-3-1, 3-4-3 , 3-4-2-1, 3-4-1-2 dan beberapa varian lainnya. Dari beberapa varian yang ada saya memilih 3-4-1-2 sebagai yang paling ideal. Dan angka 1 dalam formasi tersebut akan semakin terasa istimewa jika diisi oleh seorang playmaker kelas dunia asal Prancis bernama Zinedine Yazid Zidane. Dialah yang paling cocok untuk mengisi posisi tersebut, dengan Juan Roman Riquelme sebagai pelapisnya.

Skema tiga bek mungkin memang akan terlihat kurang kokoh dalam bertahan jika dibandingkan dengan skema empat bek. Namun, skema tiga bek menawarkan kelebihan lain, yaitu sirkulasi bola yang lebih baik ketika sebuah tim ingin menguasai ball posession. Hal lain yang memungkinkan dilakukan dalam formasi 3-4-2-1 adalah pemain belakangpun bisa turut serta berperan untuk membantu aliran bola. Seorang bek modern dituntut tidak hanya bagus dalam melakukan tackling, tetapi juga harus bagus dalam melakukan berbagai jenis umpan. Dengan demikian jumlah pemain yang terlibat dalam sirkulasi bola menjadi lebih banyak, tak melulu gelandang saja. Semakin luas area dimana bola dimainkan, maka tim tersebut akan semakin mudah untuk mengontrol permainan, mendominasi penguasaan bola, sekaligus akan mempersulit usaha lawan untuk melakukan pressing, sebagaimana yang sering diperagakan dalam taktik tiki-taka ala Barcelona. Pada kenyataannya, formasi tiga bek sekarang justru lebih anti mainstream daripada formasi empat bek sebagai aplikasi sepakbola modern.

Dua orang gelandang tengah, satu berperan sebagai pemain jangkar atau gelandang bertahan dan satu lagi sebagai attacking midfielder akan memberikan keseimbangan dalam permainan. Sang gelandang bertahan akan merusak permainan lawan dan terus berusaha merebut bola dan mengganggu pemain lawan sebelum memasuki area pertahanan tim. Sedangkan sang gelandang serang bertugas sebagai penghantar antara lini depan dan lini belakang. Dua orang pemain sayap akan dapat membongkar dan mengeksploitasi pertahanan lawan dengan menyisir masing-masing sisi lapangan. Ini memungkinkan dua orang pemain sayap tersebut melakukan umpan-umpan crossing yang memanjakan untuk striker yang sudah menunggu diarea kotak penalty lawan. Opsi lain si pemain sayap bisa melakukan penetrasi dan tusukan-tusakan untuk membongkar pertahanan lawan. Sedangkan angka satu dalam skema 3-4-1-2 berperan mengatur permainan. Seorang playmaker dengan skill mumpuni dan visi bermain yang bagus tentu dibutuhkan untuk mengisi poisisi ini. Mengatur tempo permainan dan bagaimana pertandingan akan berjalan sangat bergantung pada playmaker yang berposisi sebagai second striker ini, karena berada tepat dibelakang dua striker murni. Dan dua striker didepan akan dapat memaksimalkan peluang mencetak gol, dibanding skema yang hanya memasang seorang target man didepan.

Kisah Uwais Al Qarni


Di Yaman, tinggallah seorang pemuda bernama Uwais Al Qarni yang berpenyakit sopak. Karena penyakit itu tubuhnya menjadi belang-belang. Walaupun cacat tapi ia adalah pemuda yang saleh dan sangat berbakti kepada ibunya, seorang perempuan wanita tua yang lumpuh. Uwais senantiasa merawat dan memenuhi semua permintaan ibunya. Hanya satu permintaan yang sulit ia kabulkan.

“Anakku, mungkin Ibu tak lama lagi akan bersamamu. Ikhtiarkan agar ibu dapat mengerjakan haji,” pinta sang ibu.

Mendengar ucapan sang ibu, Uwais termenung. Perjalanan ke Mekkah sangatlah jauh, melewati padang tandus yang panas. Orang-orang biasanya menggunakan unta dan membawa banyak perbekalan. Lantas bagaimana hal itu dilakukan Uwais yang sangat miskin dan tidak memiliki kendaraan?

Uwais terus berpikir mencari jalan keluar. Kemudian, dibelilah seekor anak lembu, kira-kira untuk apa anak lembu itu? Tidak mungkin pergi haji naik lembu. Uwais membuatkan kandang di puncak bukit. Setiap pagi ia bolak-balik menggendong anak lembu itu naik turun bukit. “Uwais gila... Uwais gila..” kata orang-orang yang melihat tingkah laku Uwais. Ya, banyak orang yang menganggap aneh apa yang dilakukannya tersebut.

Tak pernah ada hari yang terlewatkan ia menggendong lembu naik-turun bukit. Makin hari anak lembu itu makin besar, dan makin besar pula tenaga yang diperlukan Uwais. Tetapi karena latihan tiap hari, anak lembu yang membesar itu tak terasa lagi.

Setelah 8 bulan berlalu, sampailah pada musim haji. Lembu Uwais telah mencapai 100 kilogram, begitu juga otot Uwais yang makin kuat. Ia menjadi bertenaga untuk mengangkat barang. Tahukah sekarang orang-orang, apa maksud Uwais menggendong lembu setiap hari? Ternyata ia sedang latihan untuk menggendong ibunya.

Uwais menggendong Ibunya berjalan kaki dari Yaman ke Makkah! Subhanallah, alangkah besar cinta Uwais pada ibunya itu. Ia rela menempuh perjalanan jauh dan sulit, demi memenuhi keinginan ibunya.

Uwais berjalan tegap menggendong ibunya wukuf di Ka’bah. Ibunya terharu dan bercucuran air mata telah melihat Baitullah. Di hadapan Ka’bah, ibu dan anak itu berdoa.

“Ya Allah, ampuni semua dosa ibu,” kata Uwais.

“Bagaimana dengan dosamu?” tanya sang Ibu keheranan.

Uwais menjawab, “Dengan terampuninya dosa ibu, maka ibu akan masuk surga. Cukuplah ridha dari ibu yang akan membawaku ke surga.”

Itulah keinginan Uwais yang tulus dan penuh cinta. Allah subhanahu wata’ala pun memberikan karunia untuknya. Uwais seketika itu juga sembuh dari penyakit sopaknya. Hanya tertinggal bulatan putih ditengkuknya. Tahukah kalian apa hikmah dari bulatan disisakan di tengkuknya Uwais tersebut? Ituah tanda untuk Umar bin Khaththab dan Ali bin Abi Thalib, dua sahabat Rasulullah untuk mengenali Uwais.

Beliau berdua sengaja mencari di sekitar Ka’bah karena Rasulullah berpesan, “Di zaman kamu nanti akan lahir seorang manusia yang doanya sangat makbul. Kalian berdua, pergilah cari dia. Dia akan datang dari arah Yaman, dia dibesarkan di Yaman.”

“Sesungguhnya Allah mengharamkan atas kamu durhaka pada ibu dan menolak kewajiban, dan meminta yang bukan haknya, dan membunuh anak hidup-hidup, dan Allah, membenci padamu banyak bicara, dan banyak bertanya, demikian pula memboroskan harta (menghamburkan kekayaan).” (HR Bukhari dan Muslim)


Uwais Al Qarni pergi ke Madinah

Setelah menempuh perjalanan jauh, akhirnya Uwais Al Qarni sampai juga di kota Madinah. Segera ia mencari rumah Nabi Muhammad. Setelah ia menemukan rumah Nabi, diketuknya pintu rumah itu sambil mengucapkan salam, keluarlah seseorang seraya membalas salamnya. Segera saja Uwais Al Qarni menyakan Nabi yang ingin dijumpainya. Namun ternyata Nabi tidak berada di rumahnya, beliau sedang berada di medan pertempuran. Uwais Al Qarni hanya dapat bertemu dengan Siti Aisyah r.a., istri Nabi. Betapa kecewanya hati Uwais. Dari jauh ia datang untuk berjumpa langsung dengan Nabi, tetapi Nabi tidak dapat dijumpainya.

Dalam hati Uwais Al Qarni bergejolak perasaan ingin menunggu kedatangan Nabi dari medan perang. Tapi kapankah Nabi pulang? Sedangkan masih terniang di telinganya pesan ibunya yang sudah tua dan sakit-sakitan itu,agar ia cepat pulang ke Yaman, “Engkau harus lepas pulang.”

Akhirnya, karena ketaatanya kepada ibunya, pesan ibunya mengalahkan suara hati dan kemauannya untuk menunggu dan berjumpa dengan Nabi. Karena hal itu tidak mungkin, Uwais Al Qarni dengan terpaksa pamit kepada Siti Aisyah r.a., untuk segera pulang kembali ke Yaman, dia hanya menitipkan salamnya untuk Nabi. Setelah itu, Uwais pun segera berangkat pulang mengayunkan lengkahnya dengan perasaan amat sedih dan terharu.

Peperangan telah usai dan Nabi pulang menuju Madinah. Sesampainya di rumah, Nabi menanyakan kepada Siti Aisyah r.a., tentang orang yang mencarinya. Nabi mengatakan bahwa Uwais anak yang taat kepada orang ibunya, adalah penghuni langit. Mendengar perkataan Nabi, Siti Aisyah r.a. dan para sahabat tertegun. Menurut keterangan Siti Aisyah r.a. memang benar ada yang mencari Nabi dan segera pulang ke Yaman, karena ibunya sudah tua dan sakit-sakitan sehingga ia tidak dapat meninggalkan ibunya terlalu lama. Nabi Muhammad melanjutkan keterangannya tentang Uwais Al Qarni, penghuni langit itu, kepada sahabatnya, “Kalau kalian ingin berjumpa dengan dia, perhatikanlah ia mempunyai tanda putih di tengah telapak tangannya.”

Sesudah itu Nabi memandang kepada Ali bin Abi Thalib dan Umar bin Khaththab seraya berkata, “Suatu ketika apabila kalian bertemu dengan dia, mintalah doa dan istighfarnya, dia adalah penghuni langit, bukan orang bumi.”

Waktu terus berganti, dan Nabi kemudian wafat. Kekhalifahan Abu Bakar pun telah digantikan pula oleh Umar bin Khaththab. suatu ketika Khalifah Umar teringat akan sabda Nabi tentang Uwais Al Qarni, penghuni langit. Beliau segera mengingatkan kembali sabda Nabi itu kepada sahabat Ali bin Abi Thalib. Sejak saat itu setiap ada kafilah yang datang dari Yaman, Khalifah Umar dan Ali bin Abi Thalib selalu menanyakan tentang Uwais Al Qarni, si fakir yang tak punya apa-apa itu. yang kerjanya hanya menggembalakan domba dan unta setiap hari? Mengapa Khalifah Umar dan sahabat Nabi, Ali bin Abi Thalib selalu menanyakan dia?

Rombongan kafilah dari Yaman menuju Syam silih berganti, membawa barang dagangan mereka. Suatu ketika, Uwais Al Qarni turut bersama mereka. Rombongan kafilah itu pun tiba di kota Madinah. Melihat ada rombongan kafilah yang baru datang dari Yaman, segera Khalifah Umar dan Ali bin Abi Thalib mendatangi mereka dan menanyakan apakah Uwais Al Qarni turut bersama mereka. Rombongan kafilah itu mengatakan bahwa Uwais ada bersama mereka, dia sedang menjaga unta-unta mereka di perbatasan kota. Mendengar jawaban itu, Khalifah Umar dan Ali bin Abi Thalib segera pergi menjumpai Uwais Al Qarni.

Sesampainya di kemah tempat Uwais berada, Khalifah Umar dan Ali bin Abi Thalib memberi salam. Tapi rupanya Uwais sedang salat. Setelah mengakhiri salatnya dengan salam, Uwais menjawab salam Khalifah Umar dan Ali bin Abi Thalib sambil mendekati kedua sahabat Nabi tersebut dan mengulurkan tangannya untuk bersalaman. Sewaktu berjabatan, Khalifah dengan segera membalikan telapak tangan Uwais, seperti yang pernah dikatakan Nabi. Memang benar! Tampaklah tanda putihdi telapak tangan Uwais Al Qarni.

Wajah Uwais nampak bercahaya. Benarlah seperti sabda Nabi. Bahwa ia adalah penghuni langit. Khalifah Umar dan Ali bin Abi Thalib menanyakan namanya, dan dijawab, “Abdullah”. Mendengar jawaban Uwais, mereka tertawa dan mengatakan, “Kami juga Abdullah, yakni hamba Allah. Tapi siapakah namamu yang sebenarnya?” Uwais kemudian berkata, “Nama saya Uwais Al Qarni”.

Dalam pembicaraan mereka, diketahuilah bahwa ibu Uwais telah meninggal dunia. Itulah sebabnya, ia baru dapat turut bersama rombongan kafilah dagang saat itu. akhirnya Khalifah Umar dan Ali bin Abi Thalib memohon agar Uwais membacakan doa dan Istighfar untuk mereka. Uwais enggan dan dia berkata kepada Khalifah, “Saya lah yang harus meminta do’a pada kalian”.

Mendengar perkataan Uwais, “Khalifah berkata, “Kami datang kesini untuk mohon doa dan istighfar dari Anda”. Seperti dikatakan Rasulullah sebelum wafatnya. Karena desakan kedua sahabat ini, Uwais Al Qarni akhirnya mengangkat tangan, berdoa dan membacakan istighfar. Setelah itu Khalifah Umar berjanji untuk menyumbangkan uang negara dari Baitul Mal kepada Uwais untuk jaminan hidupnya. Segera saja Uwais menampik dengan berkata, “Hamba mohon supaya hari ini saja hamba diketahui orang. Untuk hari-hari selanjutnya, biarlah hamba yang fakir ini tidak diketahui orang lagi.”


Fenomena ketika Uwais Al Qarni Wafat

Beberapa tahun kemudian, Uwais Al Qarni berpulang ke rahmatullah. Anehnya, pada saat dia akan di mandikan, tiba-tiba sudah banyak orang yang ingin berebutan ingin memandikannya. Dan ketika di bawa ke tempat pembaringan untuk dikafani, di sana pun sudah ada orang-orang yang sudah menunggu untuk mengafaninya. Demikian pula ketika orang pergi hendak menggali kuburannya, di sana ternyata sudah ada orang-orang yang menggali kuburnya hingga selesai. Ketika usungan dibawa ke pekuburannya, luar biasa banyaknya orang yang berebutan untuk menusungnya.  

Meninggalnya Uwais Al Qarni telah menggemparkan masyarakat kota Yaman. Banyak terjadi hal-hal yang amat mengherankan. Sedemikian banyaknya orang yang tak kenal berdatangan untuk mengurus jenazah dan pemakamannya, padahal Uwais Al Qarni adalah seorang yang fakir yang tidak dihiraukan orang. Sejak ia dimandikan sampai ketika jenazahnya hendak diturunkan ke dalam kubur, di situ selalu ada orang-orang yang telah siap melaksanakannya terlebih dahulu.

Penduduk kota Yaman tercengang. Mereka saling bertanya-tanya, “Siapakah sebenarnya engkau Wahai Uwais Al Qarni? Bukankah Uwais yang kita kenal, hanyalah seorang fakir, yang tak memiliki apa-apa, yang kerjanya sehari-hari hanyalah sebagai pengembala domba dan unta? Tapi, ketika hari wafatnya, engkau menggemparkan penduduk Yaman dengan hadirnya manusia-manusia asing yang tidak pernah kami kenal.mereka datang dalam jumlah sedemikian banyaknya. Agaknya mereka adalah para malaikat yang diturunkan ke bumi, hanya untuk mengurus jenazah dan pemakamannya.”

Berita meninggalnya Uwais Al Qarni dan keanehan-keanehan yang terjadi ketika wafatnya telah tersebar kemana-mana. Baru saat itulah penduduk Yaman mengetahuinya, siapa sebenarnya Uwais Al Qarni. Selama ini tidak ada orang yang mengetahui siapa sebenarnya Uwais Al Qarni disebabkan permintaan Uwais Al Qarni sendiri kepada Khalifah Umar dan Ali bin Abi Thalib agar merahasiakan tentang dia. Barulah di hari wafatnya mereka mendengar sebagaimana yang telah di sabdakan oleh Nabi, bahwa Uwais Al Qarni adalah penghuni langit.

Begitulah Uwais Al Qarni, sosok yang sangat berbakti kepada orang tua, dan itu sesuai dengan sabda Rasulullah ketika beliau ditanya tentang peranan kedua orang tua. Beliau menjawab, “Mereka adalah (yang menyebabkan) surgamu atau nerakamu.” (HR Ibnu Majah).


**
Sumber artikel: nu.or.id
Gambar: liputanislam.com

SMKN 1 Batulicin, Flashback...

Kelas TGP 1.2 SMKN 1 Batulicin (Tahun 2003)

Sore ini, tiba tiba terlintas memori memori sewaktu sekolah di SMK dulu, kurang lebihnya sekitar 12 tahun yang lalu. Sedikit hal yang saya sesalkan di kehidupan sekolah dulu adalah tidak banyak moment yang saya abadikan menggunakan kamera handphone atau kamera sejenisnya sebagai bahan cerita untuk flashback ke masa lalu ketika saya tua nanti. Mengingat masih langkanya gadget dan kamera kala itu dan juga era kenarsisan yang menimpa manusia belum merajalela seperti yang terjadi pada kehidupan manusia modern sekarang ini.

Sebagai seorang anak kost, siklus harian dimasa itu hanya masak, berangkat sekolah, belajar, istirahat, belajar, pulang, masak lagi, kesekolah lagi buat main bola, pulang ke kost, masak lagi, trus gitaran sambil nyanyi gak jelas sama sahabat-sahabat kala itu. Cukup membosankan memang dan mungkin menyedihkan, berlalu seperti demikian selama 3 tahun lamanya. Namun dilain sisi tentu 3 tahun tersebut memberikan banyak cerita, cerita bahagia sekaligus cerita sedih.

Biarkan saya mengingat kembali kejadian di masa lalu
Setelah dinyatakan lulus dari jenjang SLTP, sayapun bersama sahabat kecil saya Asep, mencoba mendaftar di dua Sekolah Menengah Kejuruan yang ada di Batulicin (Ibukota Kabupaten Tanah Bumbu). Yang pertama yakni SMK N 1 Batulicin, sedangkan yang kedua adalah SMK Kodeco. Setelah menjalani serangkaian tes tertulis dan wawancara dan menunggu selama kurang lebih 3 minggu pengumuman pun keluar. Alhamdulillah saya dan sahabat saya tadi diterima dikedua Sekolah Kejuruan tersebut, yang pada akhirnya saya memilih untuk melanjutkan pendidikan di SMKN 1 Batulicin, sedangkan sahabat saya Asep atas beberapa pertimbangan memutuskan untuk melanjutkan pendidikannya di SMA N 1 Kusan Hilir. Selain saya, beberapa teman satu perjuangan sejak SD juga turut melanjutkan sekolah di SMKN 1, mereka adalah Teguh, Slamet, Wahyu, Rohman, dan seorang Sahabat lagi yang sudah setahun lebih dulu terdaftar sebagai siswa di SMKN 1 yakni Rama. Kala itu, terdapat 3 jurusan di SMKN 1 yakni Jurusan Teknik Mesin, Teknik Geologi Pertambangan, dan yang terakhir Jurusan Agronomi. Jurusan yang kedua adalah Jurusan yang saya ambil ketika itu.

Saya masih ingat dengan baik letak ruang kelas pertama saya serta wali kelas kami. Saya terdaftar sebagai siswa dengan Kelas TGP I.2 (TGP=Teknik Geologi Pertambangan) berada diantara ruang kelas TGP I.1 dan Agronomi I. Wali kelas kami saat itu bernama Ibu Sri Wahyuni atau yang akrab dipanggil Bu Ayu, sesuai dengan nama beliau, Ibu yang satu ini memang Ayu dan juga baik serta sangat memperhatikan murid-murid beliau.

Saat naik tingkat ke kelas dua dan selanjutnya kelas tiga di tahun berikutnya, ruangan kelas kami memang berpindah keruangan lain namun formasinya tidak jauh berbeda yakni bersebelahan dengan dua kelas lain yang sudah saya sebutkan diatas tadi. Jika dulu di SMA pada saat kelas I dan dan kelas II bisa berubah kelas dan berganti ganti teman kelas, dan saat akan naik ke kelas III baru bisa memlihih jurusan yang akan diambil seperti IPA dan IPS. Tidak demikian di Sekolah kami, mulai dari pertama masuk di kelas I sampai lulus temen sekelasnya ya itu-itu aja, gak ganti-ganti. Mungkin kebersamaan selama 3 tahun itulah yang membuat kami saling mengenal karakter satu sama lain dengan baik.

Beberapa tempat yang paling sering saya “kunjungi” di Sekolah selain ruangan kelas dan lab kala itu adalah lapangan bola sekolah, sebuah kolam yang letaknya dibelakang lab tambang. Saya sangat jarang sekali mengunjungi perpustakaan yang harusnya dikunjungi dalam jumlah banyak oleh seorang siswa sekolah seperti saya. Ya, karena hobi saya bermain bola sangatlah wajar jika lapangan sepakbola adalah tempat saya bersenang-senang bersama teman-teman sehobi. Sedangkan kolam dibelakang lab tambang itu bukanlah sebuah tempat yang indah. Sebuah kolam ikan berukuran kira-kira  10x5 meter dan berada tepat di belakang lab membuat tempat ini sedikit tersembunyi. Daya tariknya adalah tempat ini sejuk sekali dengan angin kencang yang berhembus. Akan sangat cocok dijadikan tempat nongkrong oleh saya dan teman-teman sekelas ketika ada pelajaran kosong atau sekedar duduk-duduk sambil berbagi cerita dan membahas hal-hal kurang penting (misal membuli teman sekelas *jangan dicontoh ini tidak baik) pada saat jam istirahat. Ya inilah yang golongan tertentu lakukan saat jam istirahat tiba. Disaat golongan lain menuju kantin untuk jajan, maka golongan yang ini akan menuju kebelakang lab dekat kolam ikan untuk duduk sambil ngobrolin sesuatu sembari menunggu sampai bel masuk berbunyi. Dan saya masuk kedalam golongan yang menghabiskan waktu di tempat asik itu bersama mereka. Sangatlah jarang saya nongkrong dikantin layaknya anak-anak yang lain, awal bulan hingga akhir bulan, awal masuk bahkan sampai menjelang kelulusan. Maklumlah, anak kost memang harus pintar-pintar mengatur pengeluaran jika ingin dapat terus makan sampai uang kiriman dari orang tua sampai atau waktu untuk pulang kerumah dikampung telah tiba.

Diisi oleh 30 lebih murid dalam satu kelas memang sering membuat suasana kelas sangat gaduh, terlebih jika guru yang mengajar keluar kelas sebentar, suasana langsung berubah menjadi layaknya pasar tumpah. Ya itulah kelas kami, dipenuhi orang-orang usil, lucu, badung, pendiam, alim tapi ada juga kok yang pinter. Saya sendiri mungkin masuk kedalam kriteria yang pindiam aja kali ya. Hehehe..

Memperagakan alat-alat praktek layaknya sedang konser musik, mendengarkan lagu layaknya sedang party disebuah pub dilab bahasa inggris, adalah beberapa hal konyol yang kami sekelas lakukan yang masih dapat saya kenang dengan baik sampai hari ini. Bahkan ada beberapa teman saya malah (maaf) pipis didalam botol trus dibuang keatas ternit kelas, jorok, aneh, gak jelas bercampur aduk menjadi satu ngeliat kelakuan sebut saja nama Rudi aka topi. Tanpa sensor, wkwkwkwk...

Bagi beberapa teman, mapel Bahasa Inggris menjadi momok yang menakutkan. Klo saya pribadi malah suka, Cuma kurang suka sama kimia, fisika dan matematika aja sih, banyak juga yang saya gak suka. Klo ada instruksi dari guru untuk bergantian membaca artikel berbahasa Inggris kelucuan spontan akan terjadi. Lucu memang mendengarkan beberapa teman yang pengucapan bahasa Inggrisnya masih jauh dari kata bagus. Beda sama anak-anak jaman sekarang, masih kecil-kecil aja udah pada pinter bahasa Inggris.

Bermain sepakbola hampir setiap sore (kecuali sabtu sore dan minggu sore) adalah salahsatu hal yang paling saya tunggu. Sabtu dan mingu teman-teman yang sehobi banyak yang pada balik kampung buat ngambil bekal agar dapat bertahan di kos-kosan sampai minggu/bulan berikutnya. Capek memang setelah seharian bersekolah, menyiapkan makananan sendiri, tapi namanya juga hobi tetep aja dijalanin dengan senang hati seakan rasa cape itu gak ada. Mungkin tidak jauh beda sama kegiatan anak-anak kost lainnya, hari minggu atau hari tanggal merah saya isi dengan nyuci baju, nyetrika, ngerjain tugas (kalau ada), dan kalau pas lagi ada uang biasanya nyempetin buat dateng ke toko majalah buat beli majalah favorit kala itu, tabloid bola, tabloid GO, Majalah Sportif, atau majalah aneka yess! Jadi prioritas. Bukan banyak uang juga sih, tapi rela nabung sampai uang terkumpul dan cukup untuk membawa pulang 2-3 eksemplar majalah yang menjadi otomatis satu-satunya hiburan (selain gitar, tape dan radio) bagi saya mengingat di kost gak ada tv. Dengan demikian berita bola cuma bisa diikuti melalui media cetak tanpa bisa nonton langsung di tv, ini berjalan selama 3 tahun. Kecuali kalau pas weekend pulang kampung baru deh bisa nonton pertandingan bola di tv, atau kadang juga numpang nonton tv di rumah bapak kost (Kost an Kai Sata, seorang bapak kost yang sangat-sangat baik). Selain itu alternatif lain adalah minjem tabloid bola punya sohib saya seorang Milanisti, Norhadi. Dia rela rajin makan mie ketimbang makan nasi plus lauk supaya bisa nyisihin uangnya buat beli tu tabloid, moga aja gak lebay nih cerita dan moga aja ybs juga gak baca ni postingan. Meski beda jurusan, namun karena satu komplek kos dan punya hobi sama kamipun cepat akrab dan merupakan salah satu best friend saya sampai dengan saat ini.

Hal lain yang membuat saya rela nabung untuk dapat memboyongnya pulang adalah kaset tape. Itu lho kaset yang pitanya panjang, kalian yang lahir di bawah tahun 90 an atau sebelumnya tentu kenal sama benda yang satu ini. Sangat banyak memang warna warni cerita di masa sekolah apalagi berstatus sebagai anak kost yang sangu belanjanya pas-pasan bahkan cenderung habis sebelum waktunya, ada senang, sedih. Tapi kalo ditimbang pake timbangan sih kayanya cerita senang nan serunya akan lebih berat ketimbang yang sedihnya. Itu mungkin karena belum ada beban dipundak kehidupan. Taunya ya cuman main, belajar, nongkrong diwarung acil (bahasa banjar yang artinya bibi) anak ibu kost, makan, gitaran, seru-seruan.

Ketika di SMP saya, belum sama sekali ngecengin cewek, di SMA mulai yang nanamanya ngecengin cewek. Itupun waktu udah kelas dua, setelah naik status jadi kaka kelas, ngeceng adik kelas juga jadi agenda penting buat dibahas bersama teman-teman dekat dikelas kalau lagi gak ada pelajaran. Sempat juga nembak cewek adik kelas dan diterima, tapi cerita pacaran gak seseru cerita bareng temen-temen se genk yang karakternya beraneka ragam yang jelas banyak bikin ketawa. Kalau ingat masa itu kadang malu sendiri, masih kecil kok pacaran.

Selain itu, saat sudah kelas 3 yang dibahas ketika waktu luang saling berbagi file musik berformat mp3 berbagi aplikasi handphone dan juga membahas bola. Kebetulan temen sekelas juga banyak yang suka bola, sama seperti saya mereka juga ngefans tapi tidak fanatik. Kecintaan seorang anak SMA pad klub kesayangannya kala itu ya cukup dengan memiliki jersey klub yang dibeli ditoko olahraga (bukan outlet resmi) yang harganya berkisar 25-30 ribu, koleksi poster pemainnya dan beberapa merchand yang unofficial. Beda sama anak SMA zaman sekarang yang sudah punya koleksi bejibun yang berkaitan dengan klub kesayangan nya. Sedangkan untuk aplikasi handphone (saat itu yang kami pakai mayoritas handphone bersistem operasi symbian) dan file lagu-lagu mp3 biasa kami dapat dari mereka yang punya temen-temen yang punya counter handphone. Budi, Abie, Dewi, Atul, Ita,Wiwin, adalah beberapa yang paling akrab dengan hal yang berkaitan dengan handphone. Ya ketimbang beli file mp3 yang kala itu harganya dipatok diangka 10ribu untuk 3 file lagu, kan mending minta kirimin gratis transfer file via bluetooth.

Dan kini, setelah 12 tahun melepas status sebagai siswa SMKN 1 Batulicin, apa kabar dengan mereka yang hampir putus komunikasi (semoga tidak putus silaturahmi) dengan saya? Beberapa diantara mereka mungkin masih dapat mengingat wajah saya namun mungkin belum tentu mengingat nama saya. Namun syukurnya masih ada beberapa anggota kelas TGP I-II-III/2 yang sampai hari ini masih sering berbagi cerita dan saling menyapa di medsos kaya Budi, Dewi, Mashudi, Teguh, Rudi Topi, Reza, Teguh, Atul, Ita, Ijang, Abie, Wiwin, Fendy, Mei, Khotib, Wahyu. Lalu kemana yang lainnya? Duo purnomo, Ari taktung, Hari, Lia, Nelly, dan teman-teman kelas lainnya? Saya hanya bisa berdoa semoga kami semua sekelas dan semua alumni SMKN 1 Batulicin bisa meraih apa yang dicita-citakan serta sukses di dunia dan akhirat. Aamiin..

Memang tak terlalu banyak cerita yang bisa saya ingat saat masih SMK dulu. Juga pasti, banyak cerita yang terlewatkan. Setelah lama gak ketemu, kayanya akan jadi keren kalau bisa ketemu dan bertatap muka langsung dengan mereka, karena dulu waktu ada acara reunian saya tidak bisa datang dan saya dengar juga banyak dari temen-temen sekelas saya juga tidak datang.

Akhirnya, tiap langkah hidup adalah kesempatan membuat kenangan, baik buruknya akan menjadi cerita yang bisa kau bagikan dengan anak cucumu kelak. Maka manfaatkan lah waktumu sebaik mungkin. Terimakasih teman-teman, terimakasih semua guru, terimakasih SMKN 1 Batulicin, kalian sudah banyak memberikan warna dalam hidup saya.

CONGRATS LEO

Setelah sebelumnya sudah tercatat sebanyak empat kali masuk nominasi di ajang Oscar, penantian panjang Leo akhirnya terbayar.

Melalui aktingnya di film sebelumnya seperti Romeo & Juliet, Shutter Island, Inception, Gangs of New York, The Aviator, Blood Diamond, The Wolf of Wall Street, bahkan Titanic yang mungkin merupakan salah satu film terbaik sepanjang sejarah dan meraih 11 Academy Awards untuk berbagai kategori, Leo tak sekalipun berhasil memenangkan satu pun piala oscar untuk dibawanya pulang. Mungkin itu semua adalah cerita dari ketidakberuntungan Leo dalam karirnya. Namun kali ini, berkat perannya sebagai Hugh Glass, yang merupakan tokoh utama film berjudul The Revenant, aktor kelahiran California, 11 November 1974 itu berhasil memenangkan kategori Best Actor dan membawa pulang piala Oscar pertamanya. Setelah 25 tahun sejak pertama kali dinominasikan dalam Academy Awards, Leo akhirnya memenangkannya.

Sebelumnya, aneka guyonan beredar di internet demi mengejek kegagalan Leo meraih Oscar selama karirnya di dunia peran. Guyonan yang paling kocak namun “dalem” menurut saya adalah yang satu ini yang mungkin ditujukan oleh fans kepada para juri ajang oscar yang dinilai kurang peka pada totalitas dan kualitas peran yang ditunjukkan Leo dihampir setiap filmnya:

“Leonardo DiCaprio ditakdirkan tidak akan menang Oscar sepanjang hidupnya. Kemudian 40 tahun mendatang, akan ada yang memerankan sosoknya dalam film biografi membahas kisah tragis Leo, lalu meraih Oscar untuk kategori aktor terbaik.”

Menurut saya pribadi, sebelum meraih piala oscarpun Leonardo DiCaprio tetaplah seorang aktor yang sukses, namun bagi mereka yang menganggap penghargaan yang diraihnya beberapa hari yang lalu tersebut merupakan simbol dari kesuksesannya, mari sejenak kita flashback melihat karir, perjuangan, totalitas serta kerja keras dari seorang aktor profesional yang mungkin kita bisa ambil teladan darinya.

Leo mulai dikenal melalui sosok Toby pada film This boy’s life pada tahun 1993. Selepas film This boy’s life, ia kembali bermain dalam What’s Eating Gilbert Grape. Pada tahun tersebut ia dinominasikan sebagai ‘Best Actor in a Supporting Role’ pada ajang Academy Awards meskipun ia akhirnya gagal menang diajang tersebut. Selanjutnya Titanic, anda yang lahir tahun 70an, 80an, bahkan 90an mungkin sudah berkali kali nonton film legendaris yang satu ini, dan saya yakin anda belum bosan menontonnya. Titanic merupakan salahsatu film tersukses secara finansial sepanjang sejarah, selain itu film yang mempertemukan Leo dengan aktris cantik nan aduhai bernama Kate Winslet ini juga meraih 11 Academy Awards untuk berbagai kategori. Namun sayangnya Leo tidak termasuk dalam satupun dari 11 Awards tersebut. Selepas itu kualitas akting seorang Leo terus meningkat dan semakin matang. Peran-peran yang ia mainkan berikutnya selalu luar biasa jika yang dibahas adalah kualitas. Romeo & Juliet juga merupakan salah satu film yang menunjukkan kualitas Leo. ‘Catch Me If You Can’ memerankan seorang penipu ulung bernama Frank juga merupakan salah satu halaman cerita dalam perjalanan karir Leo. Selanjutnya memerankan karakter Howard Hughes seorang sutradara sekaligus seorang pengusaha kaya raya dalam film ‘The Aviator’ yang kemudian membuatnya mendapat nominasi Oscar ‘Best Performance by an Actor in a Leading Role’, nominasinya yang kedua setelah menunggu 11 tahun. Namun pada kesempatan ini Leo lagi-lagi gagal memboyong penghargaan dimana ia berkompetisi.

Kegagalan meraih oscar itu justru menjadi cambuk baginya untuk tetap berkarya dengan luar biasa, paling tidak itu dibuktikannya dalam film ‘Blood Diamond’ dimana ia sukses memerankan Danny Archer, seorang penyelundup berlian. Pun demikian ketika Leo berperan sebagai Jordan Belfort di film ‘The Wolf of Wall Street’. Sebuah film yang menggagalkan usaha ketiganya dalam mendapatkan penghargaan ‘Best Performance by an Actor in a Leading Role’.

Dan akhirnya, apa yang diidamkan seorang pemeran seni khususnya aktor/aktris, sutradara atau apapun itu yang berkaitan dengan perfilman yakni penghargaan sebagai yang terbaik pun Leo dapatkan. Adalah The Revenant, dimana ia berperan sebagai Hugh Glass adalah jalan yang harus ia tapaki untuk mengantarkannya pada sebuah penghargaan bernama ‘Best Performance by an Actor in a Leading Role’. Ya, penantian panjang Leo akhirnya berbuah manis setelah berkali-kali gagal memenangkan Oscar.

Perjalanan panjang Leo dalam karirnya mengandung arti tentang perjuangan, semangat pantang menyerah, totalitas dan kerja keras, sungguh sebuah inspirasi bagi kita untuk meneladaninya.

Sebenarnya, tanpa memenangi oscar pun kita tahu kualitas dan totalitas seorang Leonardo di Caprio dalam berakting, dan dunia mengakui itu. Piala oscar hanya semacam penyempurna karir seorang bintang seperti dia.

Sekali lagi, Congratulations, Leo.

Yuk Dukung Diet Kantong Plastik


Kebijakan pemerintah yang menerapkan kebijakan kantong plastik berbayar akhir-akhir ini turut mengundang perhatian saya. Kebijakan pemerintah ini, menimbulkan pro dan kontra. Ada yang setuju, ada juga yang tidak setuju. Terhitung sejak 21 Februari lalu,  pemerintah memberlakukan kebijakan baru. Melalui Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan serta berdasarkan Surat Edaran tentang Langkah Antisipasi Penerapan Kebijakan Kantong Plastik Berbayar pada Usaha Ritel Modern, pemerintah secara resmi menerapkan kebijakan kantong plastik berbayar di pasar-pasar modern di Indonesia.

Sebagai masyarakat saya juga punya pendapat tersendiri terkait hal ini. Saya pribadi sih sangat mendukung adanya kebijakan pemerintah mengingat susahnya mengurai limbah plastik. Mengingat plastik adalah material yang sulit untuk diurai oleh tanah. Butuh waktu bertahun-tahun lamanya untuk melebur material ini secara tuntas.

Selain itu beberapa dampak negatif dari kantong plastik diantaranya adalah pembakarannya dapat menimbulkan zat-zat beracun dan berbahaya, mengotori lingkungan dan mengotori air, serta bahan baku untuk memproduksi kantong plastik adalah dari bahan kimia dan energi tidak terbarukan, termasuk minyak bumi yang lebih baik digunakan untuk keperluan dasar lainnya yang lebih penting.

Disamping itu, negara kita juga termasuk salah satu negara dengan jumlah penggunaan plastik terbesar di dunia. Hal ini disebabkan oleh angka populasi penduduk yang tinggi. Jumlah penduduk yang tinggi disertai dengan perilaku konsumtif masyarakatnya menjadi faktor yang menyebabkan pemakaian plastik di Indonesia menjadi sangat tinggi. Saat ini jumlah timbunan sampah kantong plastik terus meningkat signifikan.

Kini, setiap penggunaan sebuah kantong plastik akan dikenakan biaya Rp 200, seperti yang sudah berlaku di pasar modern di kota kecil tempat saya tinggal. Cara ini diharapkan bisa membuat masyarakat lebih bijak memakai kantong plastik dan lebih memilih membawa kantong belanja sendiri. Kebijakan ini tentu merupakan langkah nyata dari pemerintah yang mencanangkan Indonesia yang lebih bersih dimasa yang akan datang. Ini mungkin bisa dikatakan langkah awal, karena pasar tradisional yang juga banyak menggunakan kantong plastik yang dinilai lebih berbahaya, justru belum diterapkan seperti pada pasar modern. Mungkin itu masuk kedalam rencana selanjutnya dari Pemerintah untuk menekan penggunaan plastik.

Namun, penerapan penggunaan kantong plastik ini tentunya tidak hanya ditujukan kepada masyarakat sebagai konsumen, melainkan juga harus diterapkan pada perusahaan-perusahaan yang melakukan impor dan memproduksi barang yang juga menggunakan plastik itu sendiri.
                   
Uang hasil penjualan plastik tersebut tentunya juga harus digunakan untuk kegiatan sosial yang berkaitan dengan kampanye diet kantong plastik ataupun digunakan sebagai dana untuk mengembangkan program pengelolaan sampah yang lebih baik misalnya, menambah jumlah truk sampah, membuat program edukasi tentang sampah plastik dan lain sebagainya.
         
Diharapkan, melalui program diet kantong plastik yang memberlakukan plastik berbayar ini, masyarakat lebih memilih menggunakan kantong belanja pakai ulang ketimbang menggunakan kantong plastik dengan harapan penggunaan kantong plastik terus berkurang seiring dengan meningkatnya kesadaran masyarakat untuk lebih bijak menggunakan kantong plastik.

Keputusan pemerintah ini memang menuai pro dan kontra tapi tentu saja tujuan akhirnya adalah mengurangi volume penggunaan plastik. Oleh karena itu, agar sampah plastik tidak terus menggunung, dibutuhkan peranan seluruh lapisan masyarakat, termasuk kita untuk ikut mengurangi penggunaan kantong plastik.


**
Dikutip dari berbagai sumber
Gambar: dietkantongplastik.info

JERSEY JEPANG HOME 2010

JERSEY JEPANG HOME 2010

Apparel: Adidas
Size: Medium
Player: Nakamura #10
Additional: FIFA World Cup 2010 Patch
Technology: Climacool
Sleeve: Short Sleeve

Jersey Jepang Home 2010

Jersey Jepang Home 2010

Jersey Jepang Home 2010

Jersey Jepang Home 2010

Jersey Jepang Home 2010

Jersey Jepang Home 2010

Jersey Jepang Home 2010

Jersey Jepang Home 2010

Jersey Jepang Home 2010

Jersey Jepang Home 2010

Jersey Jepang Home 2010

Jersey Jepang Home 2010

Jersey Jepang Home 2010

Jersey Jepang Home 2010

Jersey Jepang Home 2010

Jersey Jepang Home 2010

Jersey Jepang Home 2010