Diberdayakan oleh Blogger.
Your avatar

SMKN 1 Batulicin, Flashback...

Kelas TGP 1.2 SMKN 1 Batulicin (Tahun 2003)

Sore ini, tiba tiba terlintas memori memori sewaktu sekolah di SMK dulu, kurang lebihnya sekitar 12 tahun yang lalu. Sedikit hal yang saya sesalkan di kehidupan sekolah dulu adalah tidak banyak moment yang saya abadikan menggunakan kamera handphone atau kamera sejenisnya sebagai bahan cerita untuk flashback ke masa lalu ketika saya tua nanti. Mengingat masih langkanya gadget dan kamera kala itu dan juga era kenarsisan yang menimpa manusia belum merajalela seperti yang terjadi pada kehidupan manusia modern sekarang ini.

Sebagai seorang anak kost, siklus harian dimasa itu hanya masak, berangkat sekolah, belajar, istirahat, belajar, pulang, masak lagi, kesekolah lagi buat main bola, pulang ke kost, masak lagi, trus gitaran sambil nyanyi gak jelas sama sahabat-sahabat kala itu. Cukup membosankan memang dan mungkin menyedihkan, berlalu seperti demikian selama 3 tahun lamanya. Namun dilain sisi tentu 3 tahun tersebut memberikan banyak cerita, cerita bahagia sekaligus cerita sedih.

Biarkan saya mengingat kembali kejadian di masa lalu
Setelah dinyatakan lulus dari jenjang SLTP, sayapun bersama sahabat kecil saya Asep, mencoba mendaftar di dua Sekolah Menengah Kejuruan yang ada di Batulicin (Ibukota Kabupaten Tanah Bumbu). Yang pertama yakni SMK N 1 Batulicin, sedangkan yang kedua adalah SMK Kodeco. Setelah menjalani serangkaian tes tertulis dan wawancara dan menunggu selama kurang lebih 3 minggu pengumuman pun keluar. Alhamdulillah saya dan sahabat saya tadi diterima dikedua Sekolah Kejuruan tersebut, yang pada akhirnya saya memilih untuk melanjutkan pendidikan di SMKN 1 Batulicin, sedangkan sahabat saya Asep atas beberapa pertimbangan memutuskan untuk melanjutkan pendidikannya di SMA N 1 Kusan Hilir. Selain saya, beberapa teman satu perjuangan sejak SD juga turut melanjutkan sekolah di SMKN 1, mereka adalah Teguh, Slamet, Wahyu, Rohman, dan seorang Sahabat lagi yang sudah setahun lebih dulu terdaftar sebagai siswa di SMKN 1 yakni Rama. Kala itu, terdapat 3 jurusan di SMKN 1 yakni Jurusan Teknik Mesin, Teknik Geologi Pertambangan, dan yang terakhir Jurusan Agronomi. Jurusan yang kedua adalah Jurusan yang saya ambil ketika itu.

Saya masih ingat dengan baik letak ruang kelas pertama saya serta wali kelas kami. Saya terdaftar sebagai siswa dengan Kelas TGP I.2 (TGP=Teknik Geologi Pertambangan) berada diantara ruang kelas TGP I.1 dan Agronomi I. Wali kelas kami saat itu bernama Ibu Sri Wahyuni atau yang akrab dipanggil Bu Ayu, sesuai dengan nama beliau, Ibu yang satu ini memang Ayu dan juga baik serta sangat memperhatikan murid-murid beliau.

Saat naik tingkat ke kelas dua dan selanjutnya kelas tiga di tahun berikutnya, ruangan kelas kami memang berpindah keruangan lain namun formasinya tidak jauh berbeda yakni bersebelahan dengan dua kelas lain yang sudah saya sebutkan diatas tadi. Jika dulu di SMA pada saat kelas I dan dan kelas II bisa berubah kelas dan berganti ganti teman kelas, dan saat akan naik ke kelas III baru bisa memlihih jurusan yang akan diambil seperti IPA dan IPS. Tidak demikian di Sekolah kami, mulai dari pertama masuk di kelas I sampai lulus temen sekelasnya ya itu-itu aja, gak ganti-ganti. Mungkin kebersamaan selama 3 tahun itulah yang membuat kami saling mengenal karakter satu sama lain dengan baik.

Beberapa tempat yang paling sering saya “kunjungi” di Sekolah selain ruangan kelas dan lab kala itu adalah lapangan bola sekolah, sebuah kolam yang letaknya dibelakang lab tambang. Saya sangat jarang sekali mengunjungi perpustakaan yang harusnya dikunjungi dalam jumlah banyak oleh seorang siswa sekolah seperti saya. Ya, karena hobi saya bermain bola sangatlah wajar jika lapangan sepakbola adalah tempat saya bersenang-senang bersama teman-teman sehobi. Sedangkan kolam dibelakang lab tambang itu bukanlah sebuah tempat yang indah. Sebuah kolam ikan berukuran kira-kira  10x5 meter dan berada tepat di belakang lab membuat tempat ini sedikit tersembunyi. Daya tariknya adalah tempat ini sejuk sekali dengan angin kencang yang berhembus. Akan sangat cocok dijadikan tempat nongkrong oleh saya dan teman-teman sekelas ketika ada pelajaran kosong atau sekedar duduk-duduk sambil berbagi cerita dan membahas hal-hal kurang penting (misal membuli teman sekelas *jangan dicontoh ini tidak baik) pada saat jam istirahat. Ya inilah yang golongan tertentu lakukan saat jam istirahat tiba. Disaat golongan lain menuju kantin untuk jajan, maka golongan yang ini akan menuju kebelakang lab dekat kolam ikan untuk duduk sambil ngobrolin sesuatu sembari menunggu sampai bel masuk berbunyi. Dan saya masuk kedalam golongan yang menghabiskan waktu di tempat asik itu bersama mereka. Sangatlah jarang saya nongkrong dikantin layaknya anak-anak yang lain, awal bulan hingga akhir bulan, awal masuk bahkan sampai menjelang kelulusan. Maklumlah, anak kost memang harus pintar-pintar mengatur pengeluaran jika ingin dapat terus makan sampai uang kiriman dari orang tua sampai atau waktu untuk pulang kerumah dikampung telah tiba.

Diisi oleh 30 lebih murid dalam satu kelas memang sering membuat suasana kelas sangat gaduh, terlebih jika guru yang mengajar keluar kelas sebentar, suasana langsung berubah menjadi layaknya pasar tumpah. Ya itulah kelas kami, dipenuhi orang-orang usil, lucu, badung, pendiam, alim tapi ada juga kok yang pinter. Saya sendiri mungkin masuk kedalam kriteria yang pindiam aja kali ya. Hehehe..

Memperagakan alat-alat praktek layaknya sedang konser musik, mendengarkan lagu layaknya sedang party disebuah pub dilab bahasa inggris, adalah beberapa hal konyol yang kami sekelas lakukan yang masih dapat saya kenang dengan baik sampai hari ini. Bahkan ada beberapa teman saya malah (maaf) pipis didalam botol trus dibuang keatas ternit kelas, jorok, aneh, gak jelas bercampur aduk menjadi satu ngeliat kelakuan sebut saja nama Rudi aka topi. Tanpa sensor, wkwkwkwk...

Bagi beberapa teman, mapel Bahasa Inggris menjadi momok yang menakutkan. Klo saya pribadi malah suka, Cuma kurang suka sama kimia, fisika dan matematika aja sih, banyak juga yang saya gak suka. Klo ada instruksi dari guru untuk bergantian membaca artikel berbahasa Inggris kelucuan spontan akan terjadi. Lucu memang mendengarkan beberapa teman yang pengucapan bahasa Inggrisnya masih jauh dari kata bagus. Beda sama anak-anak jaman sekarang, masih kecil-kecil aja udah pada pinter bahasa Inggris.

Bermain sepakbola hampir setiap sore (kecuali sabtu sore dan minggu sore) adalah salahsatu hal yang paling saya tunggu. Sabtu dan mingu teman-teman yang sehobi banyak yang pada balik kampung buat ngambil bekal agar dapat bertahan di kos-kosan sampai minggu/bulan berikutnya. Capek memang setelah seharian bersekolah, menyiapkan makananan sendiri, tapi namanya juga hobi tetep aja dijalanin dengan senang hati seakan rasa cape itu gak ada. Mungkin tidak jauh beda sama kegiatan anak-anak kost lainnya, hari minggu atau hari tanggal merah saya isi dengan nyuci baju, nyetrika, ngerjain tugas (kalau ada), dan kalau pas lagi ada uang biasanya nyempetin buat dateng ke toko majalah buat beli majalah favorit kala itu, tabloid bola, tabloid GO, Majalah Sportif, atau majalah aneka yess! Jadi prioritas. Bukan banyak uang juga sih, tapi rela nabung sampai uang terkumpul dan cukup untuk membawa pulang 2-3 eksemplar majalah yang menjadi otomatis satu-satunya hiburan (selain gitar, tape dan radio) bagi saya mengingat di kost gak ada tv. Dengan demikian berita bola cuma bisa diikuti melalui media cetak tanpa bisa nonton langsung di tv, ini berjalan selama 3 tahun. Kecuali kalau pas weekend pulang kampung baru deh bisa nonton pertandingan bola di tv, atau kadang juga numpang nonton tv di rumah bapak kost (Kost an Kai Sata, seorang bapak kost yang sangat-sangat baik). Selain itu alternatif lain adalah minjem tabloid bola punya sohib saya seorang Milanisti, Norhadi. Dia rela rajin makan mie ketimbang makan nasi plus lauk supaya bisa nyisihin uangnya buat beli tu tabloid, moga aja gak lebay nih cerita dan moga aja ybs juga gak baca ni postingan. Meski beda jurusan, namun karena satu komplek kos dan punya hobi sama kamipun cepat akrab dan merupakan salah satu best friend saya sampai dengan saat ini.

Hal lain yang membuat saya rela nabung untuk dapat memboyongnya pulang adalah kaset tape. Itu lho kaset yang pitanya panjang, kalian yang lahir di bawah tahun 90 an atau sebelumnya tentu kenal sama benda yang satu ini. Sangat banyak memang warna warni cerita di masa sekolah apalagi berstatus sebagai anak kost yang sangu belanjanya pas-pasan bahkan cenderung habis sebelum waktunya, ada senang, sedih. Tapi kalo ditimbang pake timbangan sih kayanya cerita senang nan serunya akan lebih berat ketimbang yang sedihnya. Itu mungkin karena belum ada beban dipundak kehidupan. Taunya ya cuman main, belajar, nongkrong diwarung acil (bahasa banjar yang artinya bibi) anak ibu kost, makan, gitaran, seru-seruan.

Ketika di SMP saya, belum sama sekali ngecengin cewek, di SMA mulai yang nanamanya ngecengin cewek. Itupun waktu udah kelas dua, setelah naik status jadi kaka kelas, ngeceng adik kelas juga jadi agenda penting buat dibahas bersama teman-teman dekat dikelas kalau lagi gak ada pelajaran. Sempat juga nembak cewek adik kelas dan diterima, tapi cerita pacaran gak seseru cerita bareng temen-temen se genk yang karakternya beraneka ragam yang jelas banyak bikin ketawa. Kalau ingat masa itu kadang malu sendiri, masih kecil kok pacaran.

Selain itu, saat sudah kelas 3 yang dibahas ketika waktu luang saling berbagi file musik berformat mp3 berbagi aplikasi handphone dan juga membahas bola. Kebetulan temen sekelas juga banyak yang suka bola, sama seperti saya mereka juga ngefans tapi tidak fanatik. Kecintaan seorang anak SMA pad klub kesayangannya kala itu ya cukup dengan memiliki jersey klub yang dibeli ditoko olahraga (bukan outlet resmi) yang harganya berkisar 25-30 ribu, koleksi poster pemainnya dan beberapa merchand yang unofficial. Beda sama anak SMA zaman sekarang yang sudah punya koleksi bejibun yang berkaitan dengan klub kesayangan nya. Sedangkan untuk aplikasi handphone (saat itu yang kami pakai mayoritas handphone bersistem operasi symbian) dan file lagu-lagu mp3 biasa kami dapat dari mereka yang punya temen-temen yang punya counter handphone. Budi, Abie, Dewi, Atul, Ita,Wiwin, adalah beberapa yang paling akrab dengan hal yang berkaitan dengan handphone. Ya ketimbang beli file mp3 yang kala itu harganya dipatok diangka 10ribu untuk 3 file lagu, kan mending minta kirimin gratis transfer file via bluetooth.

Dan kini, setelah 12 tahun melepas status sebagai siswa SMKN 1 Batulicin, apa kabar dengan mereka yang hampir putus komunikasi (semoga tidak putus silaturahmi) dengan saya? Beberapa diantara mereka mungkin masih dapat mengingat wajah saya namun mungkin belum tentu mengingat nama saya. Namun syukurnya masih ada beberapa anggota kelas TGP I-II-III/2 yang sampai hari ini masih sering berbagi cerita dan saling menyapa di medsos kaya Budi, Dewi, Mashudi, Teguh, Rudi Topi, Reza, Teguh, Atul, Ita, Ijang, Abie, Wiwin, Fendy, Mei, Khotib, Wahyu. Lalu kemana yang lainnya? Duo purnomo, Ari taktung, Hari, Lia, Nelly, dan teman-teman kelas lainnya? Saya hanya bisa berdoa semoga kami semua sekelas dan semua alumni SMKN 1 Batulicin bisa meraih apa yang dicita-citakan serta sukses di dunia dan akhirat. Aamiin..

Memang tak terlalu banyak cerita yang bisa saya ingat saat masih SMK dulu. Juga pasti, banyak cerita yang terlewatkan. Setelah lama gak ketemu, kayanya akan jadi keren kalau bisa ketemu dan bertatap muka langsung dengan mereka, karena dulu waktu ada acara reunian saya tidak bisa datang dan saya dengar juga banyak dari temen-temen sekelas saya juga tidak datang.

Akhirnya, tiap langkah hidup adalah kesempatan membuat kenangan, baik buruknya akan menjadi cerita yang bisa kau bagikan dengan anak cucumu kelak. Maka manfaatkan lah waktumu sebaik mungkin. Terimakasih teman-teman, terimakasih semua guru, terimakasih SMKN 1 Batulicin, kalian sudah banyak memberikan warna dalam hidup saya.

2 komentar:

  1. Lucu klo inget yg dlu2 ya mas wawan..... :D mudahan buat kakak-kakak kelas TGP sukses semua yaa, meski dlu ade kelas yg beda jurusan tapi tau-tau az sama kk tingkat walau ga pernah berinteraksi secara langsung...... salam sukses :D

    BalasHapus
    Balasan
    1. Nah ternyata ada juga alumni yang bisa nemuin blog ini dan komen disini, hehe..

      Aamiin.. untuk do'anya nia, sukses juga untuk nia dan teman2 yang lain.

      Hapus